SALAM JUANG

Bersuara Tanpa Batas

PERSIPURA TIDAK MENGANGKAT MARTABAT ORANG PAPUA

Persipura selama ini mengindonesiakan Papua ( Yason Ngelia dok.facebook)
Oleh : Yason Ngelia

Port Numbay-Ogiyai-Bouw. Catatan singkat ini lahir dari sebuah isu akan gagalnya Persipura Jayapura melaga di AFC 2015, Kami merasakan betul emosi sebagai anak Papua bahwa kesalahan teknis yang dilakukan Mentri Pemuda & Olaraga (menpora) sehingga Pesipura gagal menjamu lawannya Pawang FA di Stadion Mandala Jayapura dalam lanjutan kompetisi lanjutan LIGA 16 besar AFC adalah sebuah kesalahan yang besar yang tidak perlu terjadi menurut kami. Namun bagi Menpora tentu berbeda, menyelamatkan sepak bola Indonesia dari konflik internal PSSI selama ini adalah jauh lebih penting. Karena pembekuan PSSI adalah bersifat sementara hingga didapat suatu format penyelesaian bagi PSSI kedepannya guna memunculkan nilai dari demokrasi liga PSS atas keterwakilan klup yang masih belum di ikut sertakan dalam pertandingan ISL (PESEBAYA 62 dan AREMA MALANG).

Namun Hal ini akan berdampak pada clup-clup sepak bola,Indonesia yang bermain pada liga AFC akan terganggu karena FIFA sebagai organisasi sepak dola dunia akan membatalkan laga tim-tim Indonesia yang bernaung dibawah PSSI karena secara structural FIFA mengakui PSSI, namun badan tersebut telah di bekukan oleh pemerintah Indonesia melalui Menpora. Persib Bandung dan sporter pendukungnya telah jauh-jauh hari meneriaki, bahwa Persib Bandung tidak harus menjadi tumbal konflik segi tiga antara PSSI, Menpora, dan BOPI. Buktinya hari ini laga kandang AFC bagi persib Bandung akan di gelar beberapa waktu kedepan melawan Kitchee. Persipura Jayapura harus menerima kenyataan bahwa Pawang FA harus angkat kofor sebelum tiba di stadion mandala Jayapura karena keempat pemain asinngnya tidak mendapat visa oleh Dirjen Imigrasi di Jakarta. Tentunya dengan kesalahan teknis ini sudah sangat dipastikan FIFA akan mendepak Persipura Jayapura (WO) lebih cepat di AFC.

Berita gagalnya tim kebanggaan rakyat Papua berlaga di AFC membuat emosi semua lapisan masyarakat di Papua tepatnya di Kota Jayapura. Mulai dari pemerintah kota Jayapura hingga mahasiswa dan rakyat lapisan bawah, bahkan aktivis Papua Merdeka juga naik pitam soal ini. Ekspresinya bermacam-macam ada yang mengutuk menpora dan meminta untuk JOKOWI sebagai Presiden segerah mengambil langkah penyelamat Persipura. Benur Tomi Mano sebagai wali kota dan juga ketua umum persipura mulai angkat bicara di berbagai media elektronik baik local maupun nasional. Tomi Mano mengatakan persipura adalah harga diri dan martabat orang Papua dia merasa di diskriminasikan oleh negara Indonesia dengan kenyataan ini. Pada panflet dan spanduk pada aksi demonsrasi persipura mania hari ini (26 Mei 2015) berbagai tuntutan dinaikan. Persipura adalah bagian dari NKRI kenapa harus di diskriminasikan, Save Indonesia save Papua, AFC NO PASIFIK YES, tuntutannya sudah membias jauh dari masalah dan konteks permasalahan itu sebanarnya. Benarlah apa yang dikatakan penggas Persipura Alm. Bas Youwe bahwa lahirnya Persipura karena saat itu (tahun 1962 -1965) semua orang Papua berfikir Politik (Doc fb). Sehingga wajar saja bagi banyak kalangan seperti pemerintah dan persipura mania, bahkan aktivis Papua Merdeka untuk mempolitisasi kasus yang di hadapi Persipura Jayapura. Tahun 1965 Persipura berdiri di ketuai oleh Isac Koibur.
Namun sebenarnya apa bila kita kembali menelah kata dari penggasnya tadi sebenarnya dapat kita ambil kesimpulan kuat bahwa persipura Jayapura atau dengan nama lain saat di bentuk itu adalah alat untuk mengalihkan isu perjuangan politik orang Papua. Ditengah berbagai aksi teror serta intimidasi terhadap masyarakat Papua saat itu. Persipura atau dengan nama lain saat itu secara tidak langsung adalah alat pemerintah Indonesia untuk mengakomodir berbagai kepentingan politiknya, yaitu mereduksi gejala politik orang asli Papua yang menuntut merdeka. Menyatuhkan semua golongan orang Papua kedalam eforia sepak bola Indonesia karena bakat-bakat alami putra-putra Papua itu dibidang olaraga lebih unggul lebih khususnya sepak bola.

Seperti Kita ketahui Visi Misi Persipura awal terbentuknya tahun 1965, Visi: Siap menjadi pusat pengkaderan tenaga-tenaga profesional sebagai orang Papua dan dapat diakui harkat dan martabat dan harga dirinya sehingga terhindar dari rasa minder, frustrasi dan masa depan yang suram. Misi: Menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas melalui kerjasama dengan Pemerintah (KONI) dan Organisasi Persepakbolaan Nasional (PSSI) dan internasional. Dan mengorganisir kompetisi antar Perserikatan / Club secara teratur demi mendapatkan tenaga-tenaga muda yang handal dan profesional.
Hubungan erat Persipura Jayapura dengan pemerintah Indonesia sudah sangat kuat terjalin karena notaben didirikan karena gejolak politik Papua di masa pemerintahan transisi UNTEA (PEPERA baru akan dilaksanakan 1969). Persipura Jayapura, Univeristas Cenderawasih sebanarnya hanya alat politik Indonesia untuk mengkampanyekan keberhasilan Indonesia membina orang asli Papua saat itu, bahkan hingga hari ini. Semua yang berhubungan dengan persipura akan mendapat dukungan finansial yang luar biasa dari Pemerintah, baik Pemerintah provinsi melalui Bank Papua, atau pemerintah kota Jayapura, bahkan dari PT Freeport Indonesia setiap tahunnya sejak musim 2013/2014 dan kini 20 Miliar untuk musim 2015/2016. Perusahan asing terbesar di Indonesia yang hadir di Papua hanya meningkatkan jumlah kasus kekerasan dan pelanggagaran hak asasi manusia di Papua bahkan menyurutkan kemarahan orang Papua dengan membiayai tim kebanggan mereka. Bahkan menjadi pertanyaan mengapa PT Freeport tidak membiyayai clup Papua lainnya.
Sudah tidak dapat kita pungkiri lagi bahwa persipura adalah kunci Indonesiakan Papua secara menyeluruh. Kendati harkat dan martabat selalu di kedepankan dari setiap laga Persipura Jayapura namun makna sebenarnya adalah kebanggan orang asli Papua itu dalam negara bernama Indonesia. Harkat dan martabat orang Papua karena merasa telah dapat bersaing dengan saudara-saudarinya di Indonesia sebelah barat, orang asli Papua selalu akan merasa dirinya adalah orang bagian dari rakyat nusantara Indonesia yang memiliki keunggulan di bidang olaraga jauh dari daerah lainnya. Tidak ada rasa minder karena terlambat dalam hal pembangunan bukan saja peningkatan SDM namun fasilitas dan infra struktur di Papua seperti wilayah lainnya. Papua tetap Indonenesia dan untuk mengindonesiakan Papua.

Penulis :  Ketua Umum GempaR Papua
Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk "PERSIPURA TIDAK MENGANGKAT MARTABAT ORANG PAPUA"

 
Copyright © 2015 SALAM JUANG - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top