SALAM JUANG

Bersuara Tanpa Batas

Uria Hans Richard Joweni: Engkau Guru dan Pahlawan

Victor F Yeimo, Mama Yosepha Alongma dan Hans Richard Yoweni Baju Putih (Foto Victor Yeimo)

Oleh Victor Yeimo

Richard Joweni. Masa muda, sejak umur 16 tahun, saat tawaran kolonialisme menggiurinya, ia justru berbalik pada jalur revolusi West Papua. Ia mempertarukan jiwa dan raganya bagi pembebasan nasional West Papua. Bersama Zeth Rumkorem dan Jacob Prai, ia mengkonsepkan Proklamasi Kemerdekan Republik Papua Barat, tahun 1971 di Markas Pusat, Victoria. Walau sebagian kerabatnya pergi mencari keslamatan di luar negeri dengan mengasinkan diri di Eropa, ia justru memilih hidup bergerilya bersama bangsanya di West Papua.
Di rimba-rimba, di rawa-rawa, di setiap tanjung dan pantai, dan di pos-pos militer, terbekas jejak perlawanan terhadap kolonialisme Indonesia. Jiwa tegas tanpa kompromi, berhikmat dan berwibawa, bermoral tinggi, dedidasi tanpa batas, patuh dan loyal pada prinsip-prinsip revolusi menjadikan dirinya sebagai pemimpin perlawanan revolusi West Papua yang patut dipanuti oleh seluruh anggota militer West Papua, pun juga pejuang dan rakyat West Papua. Sang Brigadir Jenderal yang tak pernah mau menjadi Jenderal, pertanda kepatuhannya pada sistem militer yang benar. Sang komandan yang tahu strategi defensif dan ofensif. Sang pemimpin yang tidak gila pangkat dan kehormatan, tetapi terlau dan sangat dihormati rakyat dan pasukannya.
Gubuk tua, rumah papan beratap daun sagu, istana kecilnya, tempat ia menghabiskan hari-hari revolusi, kini ia terbaring diam. Berbalut sang bintang fajar, dikelilingi tangis rapuh keluarga dan kerabat juangnya, ia terus diam menerima penghormatan silih berganti. Kali ini, ia tak akan membahas hormat, sambil mengajar tamu dan pasukannya duduk bercerita lagi seperti biasa. Kali ini setiap orang yang datang tidak lagi dipandang dengan sorot matanya yang tajam. Kali ini, ia tak lagi memimpin pasukannya yang berjejer loreng disebla sana. Ia masih ada namun raganya kembali debu. Raganya telah pergi. Pergi kembali menyuburi tanah tumpa darahnya. Tulang-tulangnya kan terkubur bersama jutaan tulang belulang yang bertebaran diatas tanah ini.
Jenazah Richard Hasn Yoweni ( Foto Victor Yeimo)
Jutaan kepala di seluruh pelosok negeri tertuntuk rapuh. Derai air mata terus turun membasahi negeri ini. Fersevero, burung mambruk terpatri nilai kokoh pada jalur perjuangan bangsa. Engkau panglima revolusi West Papua, dalam relung hati yang hancur, baru kami terima pesan terakhirmu, "bangunlah, bangun! hai anak negeri West Papua, hari sudah siang, berjuanglah akhiri perjalanan yang tersisa," kau tinggalkan sepenggal pesan itu pada hari-hari terakhir kemarin. Terurai dan terpatri di hati kami hari ini bersama pesona rimba di gubuk tua ini. Tak cukup waktu dan tiada habis kata bila mengurai sepak terjang dikau putra terbaik West Papua. Hanya hormat terakhir penghantar bersama suara tangis seluruh anak negeri. Engkau guru dan pahlawan yang berhasil mematrialkan arti penting dari sebuah kata revolusi. Selamat jalan, Brigadir Jenderal, Uria Hans Richard Joweni, 17 Oktober 2015.

Markas TPN-PB, Kanjung Milena, 18 October 2015

Victor Yeimo
Ketua Umum Komite Nasional Papua Barat (KNPB ) Pusat

Bagikan :
+
Previous
Next Post »
0 Komentar untuk " Uria Hans Richard Joweni: Engkau Guru dan Pahlawan"

 
Copyright © 2015 SALAM JUANG - All Rights Reserved
Template By Kunci Dunia
Back To Top